Mengapa Cinta Disebut Buta? Inilah Alasannya!
Kamu pasti sering mendengar ungkapan “Cinta itu buta”, bukan?
Ungkapan ini bukan sekadar kata-kata romantis, tapi menggambarkan keadaan nyata: ketika seseorang sedang jatuh cinta, logika sering kali tertutup oleh perasaan.
Lalu, mengapa cinta bisa membuat kita “buta”? Berikut beberapa alasan yang bisa menjelaskannya.
Kita Tidak Melihat Kekurangannya
Saat jatuh cinta, kita cenderung fokus pada hal-hal baik dari pasangan. Semua yang ia lakukan tampak sempurna di mata kita. Kekurangannya seolah menghilang, tergantikan oleh perasaan kagum dan bahagia.
Kita Menempelkan Sosok Ideal ke Dalam Dirinya
Setiap orang punya gambaran pasangan ideal dalam pikirannya. Ketika kita jatuh cinta, otak “menyisipkan” sosok ideal itu pada orang yang kita cintai. Akibatnya, kita sering mengabaikan realita dan melihatnya sebagai versi terbaik dari dirinya.
Cinta Ibu yang Tak Bersyarat
Cinta ibu kepada anaknya adalah contoh cinta yang benar-benar “buta”. Bahkan sebelum melihat wajah sang anak, ibu sudah mencintainya tanpa syarat. Hanya dari detak dan gerakan kecil dalam kandungan, rasa kasih itu tumbuh begitu dalam.
Kita Melihat dengan Hati, Bukan dengan Mata
Orang yang jatuh cinta tidak menilai dengan mata, melainkan dengan perasaan. Hati menjadi alat utama dalam menentukan apa yang baik dan indah. Inilah mengapa banyak orang berkata, “hati tahu apa yang tidak bisa dijelaskan oleh logika.”
Perasaan Lebih Kuat dari Akal Sehat
Cinta sering kali membuat logika tak berdaya. Saat hati sudah memilih, pikiran seolah tak punya kuasa. Meski tahu risikonya, seseorang tetap bertahan karena hatinya berkata, “Aku bahagia bersamanya.”
Tertutup oleh “Tirai” Cinta
Ketika cinta menguasai hati, dunia seolah tampak berbeda. Mata hati tertutup oleh tirai perasaan yang membuat semuanya terlihat lebih indah dari kenyataan. Itulah mengapa orang yang jatuh cinta kadang sulit menerima nasihat orang lain.
Jatuh Cinta Tanpa Alasan yang Jelas
Kadang, cinta datang tanpa permisi. Tiba-tiba kita merasa nyaman, tertarik, bahkan rindu — tanpa tahu kenapa. Tidak ada logika yang bisa menjelaskan mengapa seseorang bisa jatuh cinta pada orang tertentu.
Cinta disebut “buta” bukan karena kehilangan penglihatan, tapi karena rasa cinta menutup pandangan logika. Namun justru di situlah keindahannya — cinta membuat manusia berani, tulus, dan penuh pengharapan.